PERANAN PARIWISATA DALAM MENDORONG
PERTUMBUHAN EKONOMI
Oleh : Hardianti/ C02 15 008
Industri
pariwisata dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi
Negara, bagi wilayah setempat maupun
bagi negara asal dari para wisatawan yang datang berkunjung. Hal itu sejalan
dengan tujuan dari didirikannya sebuah Negara yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea keempat,
yang menyebutkan bahwa tujuan dari didirikannya suatu negara Indonesia adalah
untuk : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
Dengan
adanya pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberi kesempatan bagi seluruh
rakyat Indonesia untuk berusaha dan bekerja. Kunjungan wisatawan ke suatu daerah
seharusnya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat, dengan demikian pariwisata akan mampu memberi andil
besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin.
Disamping
pariwisata berdampak bagi perekonomian daerah, juga akan berdampak pada
upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah. UNESCO dan UN-WTO
dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan, bahwa kegiatan
pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan. Dalam konteks tersebut,
sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan
sebagai pendorong pelestarian kebudayaan di berbagai daerah.
Dalam
artikel ini, saya akan membahas tentang potensi wisata yang ada di wilayah
Sulawesi Barat dalam pertumbuhan ekonomi. Potensi pariwisata di Sulawesi Barat
cukup menjanjikan, sayangnya keseriusan pemerintah guna meningkatkan sektor ini
belum mengarah ke sana. Terbukti pada sejumlah objek wisata hingga kini belum
tertata dengan baik, sehingga berdampak kurangnya minat wisatawan masuk ke
daerah. Dan justru masyarakat yang lebih berperan dalam peningkatan objek
wisata, melalui pembenahan pada kawasan objek wisata.
Oleh
karena itu, seharusnya pemerintah provensi dan pemerintah kabupaten harus
menjalin kerja sama yang harmonis guna memikirkan sektor pariwisata yang ada di
daerah. Ini merupakan tantangan bersama untuk memacu pengembangan sektor
pariwisata. Makanya, keterlibatan semua stakeholder sangat dibutuhkan untuk
mendorong sektor pariwisata Sulawesi Barat bisa lebih maju dari sekarang. Jika
sektor pariwisata di kembangkan secara optimal maka bukan hanya mampu menambah
sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun juga akan mampu mendorong
peningkatan ekonomi rakyat. Banyak sekali manfaat jika sektor pariwisata di
perbaiki di Sulawesi Barat, salah satunya dapat mendorong peningkatan ekonomi
masyarakat kecil.
Ada
enam kabupaten di Sulawesi Barat, dan masing-masing memiliki potensi pariwisata.
Diantaranya ;
1. Kabupaten
Mamasa
a. Wisata
alam : Panorama Gunung di Mambuliling,
panorama alam dan sawah Tegalan di kec. Pana, Air terjun Sambabo di Bambang,
Air terjun Salulemo di Rantebulahan Timur, Air panas Uhailano di kecamatan
Aralle. Dan ada satu objek wisata yang sangat terkenal di Kabupaten Mamasa,
yaitu Gandang Dewata yang telah menjadi objek bagi pendaki gunung dan pecinta
alam. Gunung ini di kenal penuh misteri dan alam yang penuh tantangan, namun
meskipun beberapa pendaki gunung telah menjadi korban keganasan Gandang Dewata,
namun rasa penasaran makin memotivasi para pendaki dan pecinta alam untuk
berkunjung ke gunung itu.
b. Wisata
Sejarah : pekuburan tua tedong-tedong di kec. Balla, situs To’Pao di kec.
Mamasa, ora-ora (mummi), Bilah Kapuk, Batu Terapung, Gereja Tua peninggalan
Belanda (1929) di kec. Tawalian, Simbol Gelaran Mambi (lantang kada nenek) di
kec. Mambi. Selain itu banyak pula benda-benda unik yang bersifat legenda
seperti Batu Kumila’ (Batu Nakal), Batu Laledong (Batu Bergoyang) dan
lain-lain.
Dan masih banyak putensi wisata di
Kabupaten Mamasa yang tidak bisa saya paparkan di sini, karena Kabupaten Mamasa
sangat menakjubkan.
2. Kabupaten
Polewali Mandar
a. Wisata
alam : Rawa Bangun di Dusun Biru, Takodo Waterpark di kec. Binuang, Pantai
Palippis, Pantai Mampie,Sungai Limbong Sitoda dan Air terjun Indo Rannuang, dan
Pantai Bahari di Polewali Mandar, dan Pantai Labuang di Camapalagian.
b. Wisata
sejarah : Makam Todilaling di Kec. Napo, Makam Tomepayung,Kompleks Makam Tuan
Langarang di Samasundu, Makam Puang Tobarani di Desa Tandung, Kompleks Makam
Pallabuang di lingk. Pa’giling, Kompleks Makam Tomakak Allung di Desa
Patampanua, Makam Imam Lapeo di kec. Campalagian, makam Syekh Abdul Rahim
Kamaluddin di pulau Karamasang, Toslaam beluwu di Desa Mapilli Barat, Tosalama
di Tinambung, Kompleks Makam Galetto di Desa Tammangalle, dan Allamungan Batu
di Luyo di kecamatan luyo.
3. Kabupaten
Majene
a. Wisata
alam ; Pantai Dato, Pantai Pacitan, Pemandian Air panas limboro, Pantai Baluno,
Pantai BArane, Pulau Idaman, Air terjun Malle, dan Air terjun Limboro.
b. Wisata
Sejarah : Kompleks Makam Raja-raja Mandar dan Hadat Bangsawan Banggae, Kompleks
Makam Syekh Abd. Mannan, Kompleks Makam Imanang, Kompleks Makam Tambulese,
Kompleks Makam Lambe Susu, Kompleks Makam Puang Rambang, Kompleks Makam Nenek
Ular, Kompleks Makam Nenenk Reso, Kompleks Makam Pappesse Bassi, dan Kompleks
Makam Maraqdia Parappe.
4. Kabupaten
Mamuju
Wisata alam : Pantai Lombang-Lombang,
Pulau Karampuang, Permandian So’do, Bone Tangnga, Air Terjun Tamasapi, Anjoro
Pitu, Air PAnas Pandang Panga’, Pantai Rangas,Gua Salletto Taman Wisata JAti
Gentungan, Gua BElang-belang, Pantai Samalon,Pulau Bakengkeng, Pasir Putih
Tanjung Ngaloh, Gua Dungkait, Air Terjun Lebani,Air Panas Pangsiangang,Pantai
Dato, Air Terjun Taranusi, Dan air Panas Maiso.
5. Kabupaten
Mamuju Utara
Wisata Alam : Pantai Tanjung Batu Oge,
Pantai Pasir Putih Tikke Lariang, Sungai Lariang, Agro wisata kelapa sawit,
Pantai Salu Kaili, Pantai Sempo Sarudu, Pantai Bambaira, dan Pantai Sarjo.
6. Kabupaten
Mamuju Tengah
Wisata alam : Gua Nenek Pulao, Gua Tambulan, Polo
Pantai, Pantai Pangkang, Pantai Kombiling, Air Terjun Batu Parigi, Pantai
Kambunong, Pantai Kire, Pantai Batumeana,Air Terjun Kalando, dan Air Terjun
Kampajak.
Itulah objek wisata yang ada di Sulawesi Barat, yang
sangat perlu penataan yang benar-benar serius dari pemerintah. Jangan jadikan
objek wisata tersebut hanya bisa dinikmati oleh warga lokal, namun bisa juga di
nikmati oleh warga diluar Sulawesi Barat maupun Mancanegara. Apalagi kita
ketahui bersama, bahwa objek-objek wisata tersebut masih alami. Tentu tidak
akan sulit bagi pemerintah, untuk menatanya dan memperkenalkan ke masyarakat
luas.
Contoh paling dekat yang sangat membutuhkan perhatian
khusus dari pemerintah, ialah Pantai Dato. Mungkin kita sudah mengetahui, bahwa
Pantai Dato itu mempunyai banyak keunikan. Keunikan Pantai Dato di bagi atas
dua bagian, yaitu pantai berpasir putih dan berkarang. Keunikan di pantai
berkarang terdapat bebatuan atau karang yang menjorok ke laut, dan sebagian
berongga akibat hantaman ombak. Lautnya yang biru jernih sehingga terlihat di
dasar ikan-ikan yang sedang berenang, seolah mengundang kita untuk berenang.
Lautnya pun cukup dangkal sehingga aman untuk berenang, namun jangan sampai
terlalu jauh ke tempat yang dalam.
Sayangnya Pantai Dato seolah terbengkalai, beberapa sisa
bangunan rusak. selain itu sampah berserakan di mana-mana, dan itu adalah sisi
lain dari Pantai Dato. Padahal pantai ini sangat eksotis dan menjanjikan,
apalagi tak jauh dari pantai terdapat sebuah hotel di atas bukit yang menghadap
ke laut, relatif nyaman sehingga membuat kita semakin betah untuk tinggal
sementara waktu. Seandainya saja pemerintah mau serius menatanya, maka tidak
menutup kemungkinan Pantai Dato bisa seperti Pantai Bira yang ada di Bulukumba
dan jika bisa bermimpi seperti Pantai Kuta di Bali.
Jika
pemerintah berhasil mengembangkannya, maka kita bisa bayangkan pembangunan
hotel, restoran, penyewaan jasa, penjualan oleh-oleh, penjualan souvenir akan
menjamur. Dan itu akan menjadi ladang
usaha bagi masyarakat, dan otomatis dapat membantu perekonomian mereka. Dan
dari situ pemerintah juga dapat mengambil pajak, dari usaha-usaha yang
dijalankan oleh masyarakat. Sama-sama menguntungkan bukan?
Untuk itu, pariwisata berpeluang untuk menjadi sektor
unggulan yang berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB), Indonesia
melakukan perhitungan neraca satelit pariwisata nasional (nesparnas) dengan
tepat. Nesparnas adalah metode untuk mengetahui dampak ekonomi dari kegiatan
pariwisatayaitu berapa produksi nasional pariwisata, nilai tambah pariwiwsata
ke PDB, gaji pegawai di sektor pariwisata dan berapa pajak tidak langsung dari
pariwisata.
Dampak ekonomi pariwisata 2010 terhadap produksi barang
dan jasa secara nasional mencapai 4,73%, kontribusi terhadap PDB sebesar 4,06
%, sedangkat terhadap tenaga kerja secara nasional sebesar 6,8%. Pada tahun
2010 sektor pariwisata menciptakan lapangan kerja bagi 7,43 orang. Sumbangan
pariwisata DKI Jakarta terhadap PDB nasional Rp. 44,24 triliun dengan
menciptakan lapangan kerja 390.512 orang, sedangkan pariwisata Bali Rp. 10,54
triliun membuka lapangan kerja sebanyak 815 ribu orang.
Dan itulah pemaparan artikel saya tentang peranan
pariwisata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Semoga saja apa yang menjadi
harapan kita, bisa terwujud dalam jangka waktu yang tidak lama lagi. Agar
pertumbuhan ekonomi di daerah mengalami peningkatan dan dapat membawa nama
Sulawesi Barat ke mata dunia.
Referensi : http://kompasian.com/amirsyahoke
0 komentar:
Posting Komentar